Sabtu, 15 Juni 2013

Cerita dari Gerbong Kereta pt.2



Terkadang suatu perjalanan itu memberikan makna bukan pada tujuan yang akan kita tuju, namun justru pada perjalanan itu sendiri. Sebuah gerbong kereta yang apabila kita lihat dari kejauhan hanyalah sebuah gerbong kereta dengan orang berdesakan akan memberikan cerita dan pelajaran yang tak terpikirkan sebelumnya untuk kita bila kita ikut berkelut didalamnya. Kita akan bertemu dengan banyak orang dengan masing-masing realita kehidupannya.
Mungkin terlalu egois kelihatannya, menilai orang hanya dari apa yang nampak terlihat. Padahal ada pepatah “don’t judge a book by it’s cover”. Mungkin dibalik penampilannya yang seperti itu mereka punya latar belakang kehidupan yang bertolak belakang, mungkin. Memang tak ada yang bisa menebak.
Tapi tak ada salahnya, tentu. Bukan berarti kita men-judge orang itu seperti itu. Cukup lihat saja keberagaman itu. Bagaimana perjuangan seseorang yang tersirat dari wajahnya. 
Dalam sebuah perjalanan itu banyak orang yang kita temui dengan berbagi profesinya. Banyak tempat yang kita lihat dengan berbagai lingkungannya. Itu yang harus kita pahami. Bayangkan bagaimana kita menjadi orang itu, bayangkan kita jika tinggal di tempat-tempat seperti itu. Bayangkan apa yang kita lakukan, bayangkan jadi seperti apakah kita, bandingkan dengan nikmat yang kita dapat, bandingkan kebahagiaan yang kita dapat. Bisa juga menjadi tolak ukur sejauh apa kita melangkah, sejauh apa kita tertinggal, sudahkah kita melangkah jauh ke depan.
Dalam perjalanan terkadang kita juga bisa melihat. Bagaimana dunia sebenarnya sangat kejam, namun manusia tak sadar. Bagaimana segala tuntutan kehidupan membuat manusia bersibuk diri. Sehingga banyak hal yang terlupakan, bagaimana anak-anak mereka, bagaimana sahabat-sahabat mereka, dan bagaimana dengan Tuhan.
Sebuah perjalanan akan mengajarkan kita bagaimana bersyukur, bagaimana Tuhan memberikan nikmat. Coba pikirkan sejenak, nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan?

Memang kehidupan itu berproses, seperti apa kita hari ini, mungkin esok hari sudah berbeda. Bisa lebih baik bisa juga sebaliknya. Entahlah, itu tergantung kita. 
Mari terus berproses :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar